Customer Area

Mungkin yang pertama di Indonesia, pasangan suami isteri menjadi pengemudi taksi. Shinta dan Marsudi, pasangan suami isteri yang menjadi mitra pengemudi Express Taxi. Yang mana, Shinta berstatus menjadi pengemudi utama atau “bravo” dan suaminya Marsudi menjadi “charlie”. Keduanya mengendarai Express Taxi nomor pintu EF 0750 yang berasal dari Pool Cipayung, Jakarta Timur.

Walaupun baru seumur jagung bergabung di Express, namun keduanya cukup berpengalaman dalam mengemudi taksi dan mereka berkenalan ketika bekerja di perusahaan taksi sebelumnya.

Jadwal malam atau “kalong” adalah waktu kerja yang mereka pilih. Menurutnya, waktu tersebut cukup nyaman untuk beroperasi, selain tidak panas, lalu lintas juga relatif lebih lancar. “Anak-anak sudah besar. Mereka sudah pada sekolah, yang terkecil akan masuk SMA. Mereka menerima saya menjadi supir taksi, yang penting pekerjaan ini halal dan kebutuhan mereka dapat terpenuhi.” Ujar Shinta.

Shinta dan Marsudi bergantian jadwal dalam beroperasi. Namun tetapi, ketika kondisi fit, Marsudi pun menerima lelang operasi di Pool untuk mengisi unit yang tidak beroperasi. “Yang terpenting komunikasi terus lancar. Saat narik bersamaan, kita usahakan untuk bertemu. Saya akan telepon istri saya untuk ketemuan, makan bareng atau sekedar beristirahat bersama, dan kita akan bela-belain walaupun posisi saat itu sedang berada jauh.” Ujar Marsudi.

Keduanya berharap akan dapat terus lancar dalam beroperasi dan menjaga kondisi mobil dengan baik hingga selesai masa kemitraan.

Bincang-bincang dengan mitra suami isteri ini dilakukan oleh Express Group bersama rekan media pada hari Rabu, 19 Juni 2013 di Jl. Theresia, Jakarta Pusat. Melalui pertemuan ini diharapkan media dapat berbagi cerita unik ini agar khalayak dapat mengetahui bahwa program kemitraan Express juga dapat diterapkan untuk pasangan berkeluarga, sehingga dapat memberikan sumber penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Kita berkenalan dengan Pak Rokhmatulloh. Pengemudi EC 1678 dari Pool Jagakarsa. Lahir di Tegal 40 tahun yang lalu, Bapak seorang putera kelas 4 SD ini telah bergabung di Express Group sejak tahun 2007. Tidak disangka dia adalah lulusan Sarjana Pertanian dari Universitas Widyagama, Malang. Karirnya diawali di Tambun menjadi staf quality control di salah satu perusahaan pemintalan kapas. Karena kurang kecocokan dengan suasana kerja dia membanting profesi menjadi pengemudi taksi.

Di tahun 1997 dia diterima menjadi pengemudi taksi Silvera. Pekerjaan ini dicobanya karena ajakan teman. Satu tahun menjalani dunia barunya ia lanjutkan ke operator lain yaitu Star Queen dan Bluebird. Bukannya faktor apapun yang menyebabkan dia berpindah-pindah perusahaan, melainkan krisis moneter dimana saat itu banyak operator taksi gulung tikar ujarnya.

Pengalaman mengemudi di berbagai operator taksi memberikannya banyak pengalaman. Pengalaman itu yang mendorongnya untuk bergabung dengan Express Group dengan harapan memiliki unit taksi yang dibawanya.

Cerita sukses ini diketahui dari adiknya sendiri. Di awal bergabung dengan Taksi Express sebenarnya dia adalah pengemudi Charlie dari adiknya di Pool Ciganjur. Dan melihat adiknya sukses, dia memutuskan untuk menjadi bravo. Total, ada 13 kerabatnya menjadi pengemudi Taksi Express. Sesuatu yang menurut penulis sendiri menarik. Dan benar bahwa Express Group secara nyata memberikan penghidupan untuk orang banyak. “Saya bersyukur telah bekerja di Express Group. Dari segi penghasilan telah mencukupi kebutuhan barang-barang anak dan istri. Harapan saya, bisa finish mobil saya dan bisa ambil lagi, untuk bayar anak sekolah.” Tambahnya. Akhirnya dia menyampaikan harapan kepada Express Group agar terus mempertahankan image perusahaan. Selain itu, meningkatkan kinerja manajemen dan selektif dalam perekrutan pengemudi baru.

Lahir dari kota kecil di Jawa timur tepatnya daerah Bangil, Pasuruan. Besar di kota Surabaya, malang melintang di ibukota sebagai pengemudi PPD dan pernah pula menjadi pengemudi truk pengangkut sampah di Dinas PU.

Pak Mardjono yang oleh teman2nya di panggil "Aki" Mardjono ini tertarik menjadi pengemudi Express karena di Perusahaan Express ada program kepemilikan dimana dalam 6 tahun kedepan bisa mendapatkan opsi kepemilikan. Dengan tabungannya yang ada, beliau mendaftar sebagai pengemudi Express di daerah bekasi tepatnya di pool BB dengan nomor body BB 5312.

Hingga sekarang Pak Mardjono bekerja sendiri tanpa charlie. Dengan usianya yang senja, beliau mempunyai semangat yang patut kita contoh semangat bekerja dengan sepenuh hati.

Menurut penuturan Pak Mardjono beliau merasa senang dan nyaman bekerja di Express dengan lingkungan kerja yang nyaman membuat beliau betah bekerja di Express, untuk menjaga kesehatannya beliau rajin olah raga jalan kaki makan sayur dan buah-buahan dan istirahat yang cukup.

Semangat punya rasa memiliki dimana kita bekerja, bekerja dengan sepenuh hati, dan hidup sehat, menjadi inspirasi buat kita yang masih muda supaya jangan malas bekerja dan jangan mudah mengeluh.

Mr Syamsudin began working at Express in 1997 as an Express partner and now he has three cars as a result of the partnership program with the Company. Mr Syamsudin felt that he has been highly benefited from this program.

According to him, this is a very good program because now he managed to have his own house and be able to pay for his children’s education from operating the three cars. Mr Syamsudin hoped the program would be able to support the drivers’ welfare. Besides, as the head of “LAKA” pool of Bintaro, Mr Syamsudin has seen how the company cares for drivers who got involved in accidents, through contributions as well as subsidies if their cars need to be repaired.

He is also very pleased about several trainings provided by the company, such as service excellence, safety driving and English. With various facilities he has been receiving so far, Mr Syamsuddin admitted that he is satisfied to work together with Express as a partner.